Beberapa kemungkinan Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional
Bahkan
dalam surat kabar Tempo yang terbit pada tanggal (20/11/11) di Universitas
Benn, Jerman. Seorang Prof. Berthol Damshauser Kepala Program Studi Bahasa
Indonesia menyatakan bahwa bahasa Indonesia sangat berpeluang menjadi bahasa
Internasional karena banyaknya jumlah penutur bahasa Indonesia khususnya di
kawasan Melayu. Karena sebagian besar kosa kata yang terdapat pada Kamus Besar
Bahasa Melayu adalah Bahasa Indonesia. Selain itu Deputy Head Asian Languages
and Culture yang berasal dari Asosiasi Profesor National Institute of Education
Singapore Hadijah Bte Rahmat menilai bahwa Bahasa Indonesia berpeluang menjadi
bahasa Internasional mendampingi Bahasa Inggris karena sekitar 400juta penutur
B.Indonesia tersebar di 156 Negara.
Alasan
lain bahasa Indonesia berpeluang menjadi bahasa Internasional karena bahasa
Indonesia memiliki tingkatan kata yang mudah dimengerti. Pengucapan
kata/kalimat untuk semua situasi meskipun sekarang, kemarin, esok, dan lusa pun
tetap sama. Contohnya : kata “Makan”, saya sudah makan kemarin, saya sedang
makan, saya ingin makan esok, tetap dibaca dan ditulis
“Makan”. Selain itu menurut Prof. Berthol Damshauser mengatakan
bahasa Indonesia mudah dikuasai karena kemudahan bunyi dan gramatikalnya.
Seperti : “APA” ditulis dengan huruf “A-P-A” sedangkan dalam bahasa Inggris ada
kata “What” padahal kata ini mengandung huruf “W-H-A-T”.
Penyebab
lainnya bahasa Indonesia berpeluang menjadi bahasa Internasional
karena negara Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki penduduk terbanyak
ke -4 setelah RRC, India, dan AS. Peneliti Badan Bahasa Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Dendy Sugono mengatakan, keragaman budaya Indonesia adalah
faktor terpenting yang menyebabkan banyak warga negara asing yang ingin
mempelajari bahasa Indonesia. Selain itu, penduduk Indonesia juga banyak yang
menggunakan jejaring sosial seperti fecebook dan twitter. Hal ini membuat
bahasa Indonesia terkenal secara mendunia. Bahkan belum lama ini Universitas
Guangdong China mengungkapkan keinginan mereka untuk bekerja sama dengan
Indonesia dalam hal peningkatan studi Indonesia dalam hal ini termasuk
pembelajaran bahasa Indonesia di kampus tersebut.
Berkenan dengan hasil
RPNK 2016, Perwakilan Asosiasi Pengajar sekaligus pegiat BIPA, Liliana
Muliastuti mengungkapkan, BIPA akan menjadi salah satu cara menyebarluaskan
bahasa Indonesia di dunia. Untuk itu, perlu ada penguatan kebijakan
pembelajaran BIPA. Selain itu diharapkan bisa terdapat standarisasi dan
strategi pembelajarannya.
Untuk pengayaan kosakata bahasa Indonesia, Liliana menyatakan, perlu adanya kontribusi bahasa daerah, bahasa Indonesia lama dan bahasa asing.
Untuk pengayaan kosakata bahasa Indonesia, Liliana menyatakan, perlu adanya kontribusi bahasa daerah, bahasa Indonesia lama dan bahasa asing.
"Sehingga dapat
memperkaya kosakata bahasa Indonesia," terangnya.
Hasil RPNK juga
menyebutkan usulan tentang perlunya percepatan pemadanan dan pemasyarakatan
kosakata baru dengan mengoptimalkan kekuatan media massa. Selanjutnya juga
mengungkapkan bagaimana cara menumbuhkan budaya literasi yang masih dianggap
rendah ke depannya.
Komentar
Posting Komentar